PANTAI INDRAYANTI (Pulang Syawal)
Pantai Indrayanti
adalah pantai elok berpasir putih yang saat ini ramai dikunjungi para
wisatawan baik lokal maupun luar negri. Pantai ini sebenernya bernama
Pulang Syawal, saat ini semakin hari kian populer dan menggugah minat
wisatawan untuk berkunjung.Pantai Pulang Syawal atau yang populer
disebut Pantai Indrayanti menyuguhkan beragam pesona dan keunikan bagi
wisatawan. Dulu sebelum dikelola pihak swasta, pantai ini dikenal dengan
nama Pulang Syawal yang sering disingkat Pulsa. Seiring dengan dinamika
pariwisata, di sepanjang pesisir selatan Gunungkidul, pihak swasta
mendirikan sebuah cafe dan resto yang diberi nama Indrayanti, dengan
papan nama besar yang menghadap ke jalan. Sebutan inilah yang kemudian
lebih populer karena umumnya wisatawan yang kebetulan melintas hanya
mengingat nama cafe dan resto tersebut.
Ada poin-poin penting yang yang harus Anda ketahui yang membuat
pantai Indrayanti ini WAJIB Anda kunjungi ketika berkunjung ke Jogja
yaitu:
Keindahan alam
Pantai Indrayanti mempunyai pantai dengan pasir putih dan terumbu karang
yang khas. Bebatuan karang kokoh yang mengapitnya di barat dan timur,
serta perbukitan karst di sebelah utaranya membuat pantai ini unik dan
menawarkan sebuah pesona alam yang sangat menawan. Bahkan pepohonan yang
hijau dan rindang di sekelilingnya yang menyuguhkan kombinasi warna
kontras, dengan pasir putih serta lautan biru, membuat pantai ini nampak
sebagai maha karya lukisan indah yang menenangkan jiwa.
Alamat Pantai Indrayanti
Lokasi Pantai Indrayanti yang dekat dengan jalan raya juga menambah data
tarik tersendiri bagi para wisatawan yang kebetulan melintas, sehingga
pantai ini semakin mudah dikenal. Terlebih dalam hal letak, pantai ini
sangat dekat dengan pantai-pantai lain yang sudah terkenal lebih dulu
oleh masyarakat luas seperti Pantai Krakal, Drini, dan Sundak.
Pantai Indrayanti Resort
Tata letak cafe dan resto Indrayanti yang diatur sedemikian rupa
menambah keindahan pantai ini. Fasilitasnya cukup komplit, dari toilet,
tempat parkir, penginapan, resort, hingga gasebo-gasebo nyaman yang
langsung menghadap ke laut lepas menambah daya tarik pantai ini.
Bila Anda berencana berkunjung ke pantai Indrayanti, silahkan
mempersiapkan segala sesuatunya, pantai ini berjaraknya kurang lebih 70
km dari pusat kota Yogyakarta. Jalannya melewati perbukitan Gunungkidul
dengan tipikal jalan yang berkelok kelok. Meski begitu, pemandangan
alam di sepanjang jalan menuju Pantai Indrayanti sangatlah indah
sehingga akan mengobati rasa lelah Anda. Demikian sekilas informasi
tentang wisata paling keren Pantai Indrayanti di Gunungkidul
Yogyakarta.
Gambar 1.1 Pantai Indrayanti
AIR TERJUN GUA SEROPANG
Masih di Gunungkidul, tepatnya di Desa Semuluh, Kecamatan Semaun,
terdapat gua sepanjang 888 meter bernama Gua Seropan. Gua yang
terbentuk pada kedalaman 60 meter di bawah permukaan tanah ini memiliki
air terjun setinggi 7 meter yang potensial dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik mikrohidro.
Gambar 1.1 Gua Seropan
AIR TERJUN GUA PULE JAJAR
Bukit-bukit karst di Gunungkidul menyimpan potensi gua yang melimpah. Gua Pule Jajar di Desa Jepitu, Kecamatan Giri Subo, Kabupaten Gunungkidul salah satunya. Dari ibu kota Yogyakarta, gua tersebut berjarak sekitar 78 kilometer. Letaknya berdekatan dengan objek wisata Pantai Wedi Ombo.
Salah satu daya tarik Gua Pule Jajar adalah sungai bawah tanah berarus deras dan air terjun setinggi 5 meter. Pintu masuk gua berupa celah vertikal yang berukuran sempit. Semakin ke dalam, lorongnya bertambah sempit, pengap, dan berlumpur. Hanya orang-orang berpostur kecil yang dapat dengan mudah menjelajah lorong tersebut. Lorong masuk itu berujung di lorong utama yang luas dan dialiri sungai berarus deras. Dari sungai tersebut, perjalanan menuju air terjun tinggal 10 menit lagi.
Saat ini, Gua Pule Jajar masih dalam tahap eksplorasi. Pengunjung yang datang ke gua ini umumnya adalah mahasiswa pencinta alam dan kalangan speleolog yang berusaha mempelajari gua dan lingkungannya.
AIR TERJUN GUA PULE JAJAR
Bukit-bukit karst di Gunungkidul menyimpan potensi gua yang melimpah. Gua Pule Jajar di Desa Jepitu, Kecamatan Giri Subo, Kabupaten Gunungkidul salah satunya. Dari ibu kota Yogyakarta, gua tersebut berjarak sekitar 78 kilometer. Letaknya berdekatan dengan objek wisata Pantai Wedi Ombo.
Salah satu daya tarik Gua Pule Jajar adalah sungai bawah tanah berarus deras dan air terjun setinggi 5 meter. Pintu masuk gua berupa celah vertikal yang berukuran sempit. Semakin ke dalam, lorongnya bertambah sempit, pengap, dan berlumpur. Hanya orang-orang berpostur kecil yang dapat dengan mudah menjelajah lorong tersebut. Lorong masuk itu berujung di lorong utama yang luas dan dialiri sungai berarus deras. Dari sungai tersebut, perjalanan menuju air terjun tinggal 10 menit lagi.
Saat ini, Gua Pule Jajar masih dalam tahap eksplorasi. Pengunjung yang datang ke gua ini umumnya adalah mahasiswa pencinta alam dan kalangan speleolog yang berusaha mempelajari gua dan lingkungannya.
Gambar 1.1 Pule jajar
GROJOGAN BANYU TIBAN
Merupakan air terjun yang tersembunyi di balik dataran tinggi. Terletak
di daerah perbatasan antara Semin dan daerah Wonogiri, Jawa Tengah.
Akses jalan yg cukup menantang karena naik turun dan belum ada petunjuk
ke lokasi ini. Melewati jalan setapak di pemantang sawah yg cukup elok
hijaunya untuk dapat menatap indahnya Grojogan Banyu Tibo ini.
Gambar 1.1 banyu tiban
Gambar 1.2 grojogan banyu tiban
Untuk mencapai pintu masuk Goa, pengunjung harus sedikit berusaha dengan mendaki bukit menaiki 759 anak tangga. Karena letaknya yang tinggi, pada malam hari pemandangan kota di sebelah utaranya terlihat sangat indah. Sedangkan di dalam gua, anda dapat menemui banyak stalagtit dan stalagmit yang memukau. Karena beberapa jenis proses pembentukan air, stalaktit dan stalagmit di dalam gua tersebut memiliki bentuk yang berbeda satu sama lain. Ada bentuk gorden (tirai berbentuk batu), bentuk Shield (perisai berbentuk batu) dan bentuk Canopy (kubah berbentuk batu). Semuanya tampak menyatu dan menghiasi gua dengan indahnya. Terdapat juga aliran sungai kecil di sepanjang gua yang biasanya disusuri oleh pengunjung. Sungai kecil tersebut juga memiliki nilai sejarah karena pada masa penjajahan, sungai kecil di dalam Goa Cerme ini pernah digunakan oleh Belanda untuk mengaktifkan pembangkit tenaga listrik. Bekas-bekasnya pun hingga saat ini masih terlihat.
Untuk menelusuri gua yang eksotis ini, para pengunjung harus rela berbasah-basahan terendam air karena tak ada bagian kering yang bisa dilalui. Namun, tidak usah khawatir karena kedalaman air tak terlalu dalam, hanya sekitar 0,5-1 meter saja. Pun begitu, pengunjung harus tetap siap dan siaga karena di beberapa tempat, atap gua sedemikian dekatnya dengan permukaan air sehingga memerlukan cara-cara khusus untuk menelusurinya. Walau kondisinya yang menantang, sebenarnya Goa Cerme sudah sering dilalui oleh penduduk sekitar maupun pengunjung hingga tembus ke ujung satunya. Maka, tak heran gua ini selalu mendapat kunjungan karena menarik dan aman bagi wisatawan terutama pemula yang berniat melakukan aktivitas caving.
Di dalam goa cerme akan banyak ditemui persimpangan dan lorong yang dapat menyesatkan. Oleh sebab itu, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan, para pengunjung sebaiknya ditemani oleh seorang penunjuk jalan/guide yang telah biasa menelusuri gua. Peralatan penerangan lengkap seperti senter, obor, lampu petromaks atau penerangan lain wajib dibawa karena jauh di dalam gua akan sangat gelap. Terkait dengan sejarahnya, Goa ini memiliki banyak ruangan dengan fungsi-fungsi berbeda seperti ruang pertemuan, air zam zam, mustoko, air suci, gamelan, lumbung padi, kraton, panggung, dan masih banyak lagi.
Goa Cerme termasuk ke dalam goa yang masih aktif. Maksud dari kata aktif adalah relief dan bebatuan di gua ini akan dapat terus berkembang. Gua cerme ini juga termasuk gua basah, karena sepanjang jalur gua dipenuhi air sungai dengan debit yang rendah namun tetap harus diwaspadai jika musim hujan tiba. Ornament yang terdapat di Goa Cermai ini bisa dibilang tergolong lengkap, mulai dari stalaktit, stalakmit, gourdam, gordin, flowstone, Canopy dan beragam keindahan alam dunia bawah tanah. Di samping memiliki keindahan alami, gua yang mempunyai ketinggian langit-langit yang rata-rata lima meter dan mempunyai dua gerbang yaitu gerbang masuk dan keluar ini sangat mudah di jangkau dan ditelusuri.
AIR TERJUN SRI GETHUK
Terletak di Desa Wisata Bleberan, Air Terjun Sri Gethuk menjadi
salah satu spot wisata yang sayang untuk dilewatkan. Untuk mencapai
tempat ini Anda harus naik kendaraan melewati areal hutan kayu putih
milik PERHUTANI dengan kondisi jalan yang bervariasi mulai dari aspal
bagus hingga jalan makadam. Memasuki Dusun Menggoran, tanaman kayu putih
berganti dengan ladang jati yang rapat. Sesampainya di areal
pemancingan yang juga berfungsi sebagai tempat parkir, terdapat dua
pilihan jalan untuk mencapai air terjun. Pilihan pertama yakni menyusuri
jalan setapak dengan pemandangan sawah nan hijau berhiaskan nyiur
kelapa, sedangkan pilihan kedua adalah naik melawan arus Sungai Oya.
Perjalanan menuju Air Terjun Sri Gethuk pun dimulai saat mentari
belum naik tinggi. Pagi itu Sungai Oya terlihat begitu hijau dan tenang,
menyatu dengan keheningan tebing-tebing karst yang berdiri dengan gagah
di kanan kiri sungai. Suara rakit yang melaju melawan arus sungai
menyibak keheningan pagi. Sembari mengatur laju rakit, seorang pemandu
menceritakan asal muasal nama Air Terjun Sri Gethuk. Berdasarkan cerita
yang dipercayai masyarakat, air terjun tersebut merupakan tempat
penyimpanan kethuk yang merupakan salah satu instrumen gamelan milik Jin
Anggo Meduro. Oleh karena itu disebut dengan nama Air Terjun Sri
Gethuk. Konon, pada saat-saat tertentu masyarakat Dukuh Menggoran masih
sering mendengar suara gamelan mengalun dari arah air terjun.
Gambar 1.1 air terjun sri gethuk
Gambar 1.2 wisatawan yang sedang asik menikmati pemandangan
GOA CERME
Bagi anda yang suka dengan wisata petualangan dan alam, anda patut
mencoba salah satu objek wisata yang belum terkenal namun cukup eksotis
bernama Gua Cerme. Gua Cerme berada di Dusun Srunggo, Desa Selopamioro,
Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Dari pusat kota Yogyakarta, goa
ini terletak kurang lebih 20 km ke arah selatan. Gua Cerme adalah gua
alami yang membentang sepanjang 1,5 km yang tembus hingga wilayah
Panggang, Gunung kidul. Selain Gua Cerme, terdapat juga beberapa gua
lain yang ukurannya lebih kecil seperti Gua Dalang, Gua Ledek, Gua
Badut, dan Gua Kaum.
Konon gua ini dulunya digunakan sebagai tempat berkumpulnya para
penyebar agama islam di Jawa yang dikenal dengan nama Walisongo. Dalam
perjalanan mereka dalam menyebarkan agama, mereka menemukan gua ini yang
digunakan sebagai lokasi pertemuan untuk membahas rencana-rencana
mereka. Sejak saat itu, gua itu dikenal sebagai Gua Cerme. Cerme itu
sendiri diambil dari kata “Ceramah”.Untuk mencapai pintu masuk Goa, pengunjung harus sedikit berusaha dengan mendaki bukit menaiki 759 anak tangga. Karena letaknya yang tinggi, pada malam hari pemandangan kota di sebelah utaranya terlihat sangat indah. Sedangkan di dalam gua, anda dapat menemui banyak stalagtit dan stalagmit yang memukau. Karena beberapa jenis proses pembentukan air, stalaktit dan stalagmit di dalam gua tersebut memiliki bentuk yang berbeda satu sama lain. Ada bentuk gorden (tirai berbentuk batu), bentuk Shield (perisai berbentuk batu) dan bentuk Canopy (kubah berbentuk batu). Semuanya tampak menyatu dan menghiasi gua dengan indahnya. Terdapat juga aliran sungai kecil di sepanjang gua yang biasanya disusuri oleh pengunjung. Sungai kecil tersebut juga memiliki nilai sejarah karena pada masa penjajahan, sungai kecil di dalam Goa Cerme ini pernah digunakan oleh Belanda untuk mengaktifkan pembangkit tenaga listrik. Bekas-bekasnya pun hingga saat ini masih terlihat.
Untuk menelusuri gua yang eksotis ini, para pengunjung harus rela berbasah-basahan terendam air karena tak ada bagian kering yang bisa dilalui. Namun, tidak usah khawatir karena kedalaman air tak terlalu dalam, hanya sekitar 0,5-1 meter saja. Pun begitu, pengunjung harus tetap siap dan siaga karena di beberapa tempat, atap gua sedemikian dekatnya dengan permukaan air sehingga memerlukan cara-cara khusus untuk menelusurinya. Walau kondisinya yang menantang, sebenarnya Goa Cerme sudah sering dilalui oleh penduduk sekitar maupun pengunjung hingga tembus ke ujung satunya. Maka, tak heran gua ini selalu mendapat kunjungan karena menarik dan aman bagi wisatawan terutama pemula yang berniat melakukan aktivitas caving.
Di dalam goa cerme akan banyak ditemui persimpangan dan lorong yang dapat menyesatkan. Oleh sebab itu, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan, para pengunjung sebaiknya ditemani oleh seorang penunjuk jalan/guide yang telah biasa menelusuri gua. Peralatan penerangan lengkap seperti senter, obor, lampu petromaks atau penerangan lain wajib dibawa karena jauh di dalam gua akan sangat gelap. Terkait dengan sejarahnya, Goa ini memiliki banyak ruangan dengan fungsi-fungsi berbeda seperti ruang pertemuan, air zam zam, mustoko, air suci, gamelan, lumbung padi, kraton, panggung, dan masih banyak lagi.
Goa Cerme termasuk ke dalam goa yang masih aktif. Maksud dari kata aktif adalah relief dan bebatuan di gua ini akan dapat terus berkembang. Gua cerme ini juga termasuk gua basah, karena sepanjang jalur gua dipenuhi air sungai dengan debit yang rendah namun tetap harus diwaspadai jika musim hujan tiba. Ornament yang terdapat di Goa Cermai ini bisa dibilang tergolong lengkap, mulai dari stalaktit, stalakmit, gourdam, gordin, flowstone, Canopy dan beragam keindahan alam dunia bawah tanah. Di samping memiliki keindahan alami, gua yang mempunyai ketinggian langit-langit yang rata-rata lima meter dan mempunyai dua gerbang yaitu gerbang masuk dan keluar ini sangat mudah di jangkau dan ditelusuri.
Gambar 1.1 air turjun kecil di dalam goa cerme
GOA KALI SUCI
Pulau ini juga sekaligus memisahkan sisi Timur dan Barat pantai menjadi dua karakter yang berbeda. Bagaikan manusia berkepribadian ganda, satu sisi tenang dan lembut, sementara sisi lainnya keras dan garang. Di Timur pantai, tebing-tebing berbaris gagah, berdiri angkuh seolah menantang penguasa laut. Dipadu dengan pulau karang, maka sebuah laguna yang elok pun terbentuk. Terjaga dari amukan ombak, menjadikannya tempat nyaman untuk mandi hangat air asin, bagaikan berada di bath tub raksasa, melemaskan otot yang lelah menyusuri pulau karang. Komposisi air berwarna biru kehijau-hijauan, dengan dinding dan pulau karang mengelilingi, serta beratap langit biru, ditambah pandangan bebas menuju lautan lepas, mengalahkan fasilitas spa dari salon manapun di muka bumi. Sambil menikmati pijatan air laut, akuarium alam yang mengoleksi beragam biota laut selalu menemani. Gerombolan Ikan jenis Goby Pasir, Jambrong, dan Sergeant Major tampak bermain petak umpet, berkejaran satu sama lain di sela karang, saling bersembunyi dari teman sepermainannya.
Di bagian tengah pantai, sejalur dengan arah menuju pulau, ada sesuatu yang menarik. Kumpulan tipis pasir hitam berdiameter sangat halus tanpa malu-malu menerobos dominasi pasir putih. Bila mata tak awas, niscaya bagian ini akan terlewat. Menurut penelitian, dahulu ada sungai bawah tanah bermuara di Pantai Drini. Alirannya membawa pasir hitam yang sekarang masih bisa dilihat.
Sisi Barat pantai punya pesona tak kalah eksotis; deretan perahu bercadik tertambat, beristirahat sejenak setelah semalaman bergelut dengan ombak laut Selatan. Satu dua nelayan terlihat menebar jala ke air, berharap ada ikan yang sudi mendatangi, menyerahkan diri untuk menyambung hidup keluarga nelayan. Ya, Pantai Drini juga merupakan kampung nelayan tradisional. Karakter ombak yang lebih kuat dan langsung menuju samudera tanpa karang menghalangi, menjadi tempat yang tepat bagi para nelayan untuk jalur berangkat dan pulang melaut.
GOA KALI SUCI
Disebut Kalisuci karena di Kalisuci terdapat mata air yang terletak disebelah atas
aliran sungai yang airnya sangat jernih dan tetap jernih meskipun air
sungai keruh ketika musim hujan. Sumber mata air ini dulunya merupakan
satu-satunya sumber kehiduoan masyarakat sekitar untuk mencukupi
kebutuhan air sehari-hari, baik untuk minum, mandi, cuci dan lain-lain.
Tanpa dimasak, air dari sumber air Kalisuci bisa langsung di minum tanpa
takut akan sakit, karena sumber air tersebut belum tercemar limbah
apapun.
Menurut
cerita sesepuh dusun sumber mata air Kalisuci dipercaya bisa
menyembuhkan penyakit walaupun belum pernah diuji kebenaran cerita
tersebut.
Tidak hanya mata air yang ada
di Kalisuci yang jadi misteri tapi pemandangan yang luar biasa indahnya
juga bisa menghilangkan kepenatan setalah sepekan bergelut dengan
pekerjaan. Kita bisa melihat tebing-tebing batu kapur yang begitu indah
ditambah air yang jernih begitu menyegarkan .
Pemandangan dalam goa yang biasanya cuma bisa kita lihat di Discovery Channel
atau dari majalah-majalah, bisa langsung dinikmati di Kalisuci.
Keindahan stalagtit dan stalagmit serta cericit kelelawar yang
bergelantungan di atas langit-langit goa menambah suasana semakin
mencengangkan dan menakjubkan.
Gambar 1.1 sumber kali suci
Gambar 1.2 goa kali suci
Gambar 1.3 kali suci
Gambar 1.4 mulut goa kali suci
PANTAI DRINI
Pantai Drini menjadi salah satu pantai istimewa di pesisir Beautiful Gunungkidul karena sebuah pulau kecil di tengahnya, membagi pantai menjadi dua bagian. Konon di pulau tersebut banyak ditumbuhi santigi (Pemphis acidula),
atau masyarakat di sini biasa menyebutnya drini. Itulah kenapa pantai
dan pulau ini diberi nama drini. Bila laut sedang surut, kita bisa pergi
ke pulau. Tak perlu menjadi climber untuk memanjat karang, karena
tangga beton rela dipijak demi mengantar kita ke atas. Dari sini,
pandangan kita bisa menyisir seluruh Pantai Drini, melihat gunungan
alang-alang atap gazebo hingga deretan perahu nelayan. Semua tampak
mungil, seperti miniatur bikinan kurcaci. Kini, tak ada lagi pohon
drini, yang ada hanyalah pandan laut (Pandanus tectorius) memenuhi setiap jengkal tanah, berebut hidup dengan rerumputan.Pulau ini juga sekaligus memisahkan sisi Timur dan Barat pantai menjadi dua karakter yang berbeda. Bagaikan manusia berkepribadian ganda, satu sisi tenang dan lembut, sementara sisi lainnya keras dan garang. Di Timur pantai, tebing-tebing berbaris gagah, berdiri angkuh seolah menantang penguasa laut. Dipadu dengan pulau karang, maka sebuah laguna yang elok pun terbentuk. Terjaga dari amukan ombak, menjadikannya tempat nyaman untuk mandi hangat air asin, bagaikan berada di bath tub raksasa, melemaskan otot yang lelah menyusuri pulau karang. Komposisi air berwarna biru kehijau-hijauan, dengan dinding dan pulau karang mengelilingi, serta beratap langit biru, ditambah pandangan bebas menuju lautan lepas, mengalahkan fasilitas spa dari salon manapun di muka bumi. Sambil menikmati pijatan air laut, akuarium alam yang mengoleksi beragam biota laut selalu menemani. Gerombolan Ikan jenis Goby Pasir, Jambrong, dan Sergeant Major tampak bermain petak umpet, berkejaran satu sama lain di sela karang, saling bersembunyi dari teman sepermainannya.
Di bagian tengah pantai, sejalur dengan arah menuju pulau, ada sesuatu yang menarik. Kumpulan tipis pasir hitam berdiameter sangat halus tanpa malu-malu menerobos dominasi pasir putih. Bila mata tak awas, niscaya bagian ini akan terlewat. Menurut penelitian, dahulu ada sungai bawah tanah bermuara di Pantai Drini. Alirannya membawa pasir hitam yang sekarang masih bisa dilihat.
Sisi Barat pantai punya pesona tak kalah eksotis; deretan perahu bercadik tertambat, beristirahat sejenak setelah semalaman bergelut dengan ombak laut Selatan. Satu dua nelayan terlihat menebar jala ke air, berharap ada ikan yang sudi mendatangi, menyerahkan diri untuk menyambung hidup keluarga nelayan. Ya, Pantai Drini juga merupakan kampung nelayan tradisional. Karakter ombak yang lebih kuat dan langsung menuju samudera tanpa karang menghalangi, menjadi tempat yang tepat bagi para nelayan untuk jalur berangkat dan pulang melaut.
Gambar 1.1 Pantai Drini
Gambar 1.2 Ombak Drini
Gambar 1.3 Drini
WONOSADI
Ketekunan masyarakat dalam pelestarian
lingkungan telah menjadikan Hutan Adat Wonosadi sebagai kenyamanan bagi
aneka flora dan fauna. Hutan seluas 25 hektar di Desa Beji, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul. Ini menarik dijadikan laboratorium alam,
setelah sebelumnya kawasan ini diresmikan sebagai desa wisata,
karena di sana ada puluhan jenis tumbuhan dan hewan langka. Mereka
hidup nyaman dalam rimbunnya pepohonan yang di antaranya telah berusia
ratusan tahun.
Menelusuri hingga puncak Hutan Wonosadi
akan mendapati sejumlah pohon tua berusia lebih dari 200 tahun. Di
sekitar hutan, bebatuan vulkanik dari gunung api purba menjadi daya
tarik kawasan ini sebagai desa wisata. Kita juga dapat menikmati
pegunungan pandang di sisi kanan saat hendak turun dari puncak. Selain
itu, rangkaian bukit-bukit karst yang terlihat saat melangkah semakin
turun menambah bervariasinya nilai estetika di sana.
Hingga sekarang, masyarakat masih
memercayai bahwa Hutan Wonosadi mempunyai nilai keramat. Hal itu
ditandai dengan masih beredarnya cerita masa lalu yang turun-temurun
hingga sekarang. Cerita berawal dari Onggoloco, yaitu putra salah
seorang selir Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit yang melarikan
diri dari kejaran pasukan Kerajaan Demak, pernah bertapa di kawasan
Hutan Wonosadi. Onggoloco dikenal memiliki ilmu kebatinan tinggi. Dalam
pertapaannya, Onggoloco membuat hutan supaya penduduk setempat tak
kekurangan air lagi. Cerita itu memunculkan penamaan hutan ini, di mana
Wonosadi berasal dari kata “wono” yang berarti “alas/Hutan” dan “sadi”
yang mengandung arti “sandi/rahasia”. Ceritanya hingga saat ini rahasia
sandi tersebut belum terungkap.
Kesenian khas yang menarik di daerah ini
adalah kesenian “RINDING GUMBENG” yaitu kesenian dengan menggunakan
alat musik dari bambu kecil dan sederhana.
sampai saat ini banyak penghargaan yang
sudah diterima oleh masyarakat pengelola wonosadi dalam pelestarian
hutan adat iniBanyak kunjungan dari intansi pemerintah maupun wisatawan
asing yang ingin menyaksikan keindahan dan keunikan hutan wonosadi.
Salah satu kunjungan dari menteri kehutanan tahun kemarin menunjukan
bahwa hutan adat wonosadi patut dibanggakan digunungkidul ini.
Gambar 1.1 Wonosadi
Gambar 1.2 Hutan Wonosadi
GUNUNGGAMBAR
Gunung
gambar adalah tempat wisata yang terdapat di Desa Gununggambar, Ngawen,
Gunung Kidul, Yogyakarta. Gununggambar terletak 200 m dari permukaan
laut, dari atas gununggambar kita bisa melihat pemandangan Waduk Gajah
Mungkur, Wonogiri. Dari puncak juga kita dapat melihat Rawa Jombor di
Klaten dan juga kota Wonosari.
Menurut legenda kepercayaan di masyarakat sekitar, gununggambar adalah tempat petilasan/pertapaan Raden Mas Said atau lebih kenal sebagai Pangeran Samber Nyawa dan petilasan Ki Ageng Gading Mas.
Di tempat ini beliau duduk di sebuah batu dan mengambar setrategi
untuk melawan belanda. Di bekas beliau (Pangeran Samber Nyawa) duduk
masyarakat menamakan dengan sebutan 'watu kong' atau 'watu bokong'.
Di dinding gununggambar juga terdapat jejak kaki dan tangan yang di
nyakini sebagai jejak kaki dan tangan Pangeran Samber Nyawa.
Pada setiap setahun sekali masyarakat selalu mengadakan acara 'Sadranan' untuk menghargai tradisi para leluhur zaman dahulu dan juga sebagai tanda rasa bersyukur kepada sang pencipta alam. Di gununggambar terdapat sebuah bangunan pura yang sering di sebut 'Candi Batur'.
Pada setiap setahun sekali masyarakat selalu mengadakan acara 'Sadranan' untuk menghargai tradisi para leluhur zaman dahulu dan juga sebagai tanda rasa bersyukur kepada sang pencipta alam. Di gununggambar terdapat sebuah bangunan pura yang sering di sebut 'Candi Batur'.
Gambar 1.1 Pintu masuk gununggambar
Gambar 1.2 Jalan menuju gununggambar
Gambar 1.3 Tempat peristirahatan para wisatawan
Gambar 1.4 Goa yang terdapat di gununggambar
Gambar 1.5 Watu kong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar